PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

19 Apr

Ade Soraya Lenggogeni

Email: Adesoraya25@yahoo.co.id HP: 081277820124

Abstract: Learning peer tutors in an effort to improve mathematics learning outcomes in elementary school. This article is useful to know how the implementation of peer tutoring learning, so as to improve mathemathics learning outcomes. Learning peer tutor is a person or persons designated clever student teachers to provide learning support for students who are less intelligent.
Keywords: Peer Tutoring, MathematicsLearning Outcomes

                                                                                 

Abstrak: Pembelajaran tutor sebaya sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah dasar. Artikel ini berguna untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran tutor sebaya, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Pembelajaran tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa pandai yang ditunjuk guru untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa yang kurang pandai.

 

Kata kunci: Tutor Sebaya, Hasil Belajar Matematika

 

PENDAHULUAN

 

Matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu- ilmu yang lain (Antonius Cahya Prihandoko, 2006). Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep- konsep matematika harus dipahami dengan betul dan benar sejak dini.

Sebagaimana yang tercantum dalam Standar Kompetensi mata pelajaran matematika untuk satuan SD dan MI pada kurikulum 2004 disebutkan fungsi matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eklsplorasi dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat komunikasi sebagai simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan (Depdiknas dalam Antonius Cahya Prihandoko, 2006).

Objek- objek dalam matematika tidak hanya ada untuk dipahami dan dikaji saja, tetapi juga dapat dipergunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah. Selain berfungsi sebagai alat untuk memecahkan masalah, matematika berfungsi juga sebagai alat untuk mengkomunikasikan gagasan melalui simbol- simbol, grafik, diagram dan tabel.

Guru secara tidak langsung dituntut harus dapat mengembangkan pola pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar. Namun pada kenyataannya pembelajaran matematika yang diterapkan masih bersifat konvensional. Dimana sistem penyampaiannya lebih banyak didominasi oleh guru, yang cara mengajarnya cenderung bersifat instruktif, serta proses komunikasinya satu arah. Guru memegang kendali memainkan peran aktif, sementara siswa duduk menerima secara pasif informasi pengetahuan dan keterampilan siswa cenderung diam dan kurang berani menyatakan gagasannya.

Oleh karena itu guru matematika perlu memahami dan mengembangkan berbagai bentuk model pembelajaran yang inovatif untuk membuat siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Matematika secara umum sangat sulit dipahami oleh siswa, karena matematika memiliki obyek yang sifatnya abstrak dan membutuhkan penalaran yang cukup tinggi untuk memahami setiap konsep-konsep matematika, sehingga perlu menerapkan model-model pembelajaran yang lebih baik dan tepat.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan beberapa guru di sekolah dasar dalam kenyataannya pencapaian hasil belajar matematika masih rendah. Masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Usaha yang telah dilakukan guru untuk mengatasi banyaknya siswa yang tidak mencapai KKM adalah dengan mengadakan remedial diluar jam pelajaran, namun usaha itu belum menunjukkan peningkatan yang berarti.

Sehubungan dengan rendahnya hasil belajar siswa dan gejala- gejala yang ditemukan, maka penulis merasa perlu melakukan analisis yang berguna sebagai acuan dan pedoman bagi guru dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Analisis tindakan yang akan dilakukan adalah tentang penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar.

Terkadang seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan teman sebayanya, karna dalam berkomunikasi mereka bisaa menggunakan bahasanya sendiri sehingga tidak ada rasa enggan dan malu untuk bertanya. Menurut Suryo dan Amin dalam Sabbarudin (2009) yang dimaksud dengan tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Penggunaan model pembelajaran tutor sebaya dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu cara yang diharapkan dapat memberi peran aktif bagi siswa, agar mereka mempelajari dengan sungguh- sungguh materi yang diberikan. Sehingga diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya ini, siswa lebih mudah menyerap materi yang diajarkan, dan pada akhirnya siswa tidak mengalami banyak kesulitan dalam pembelajaran matematika.

Dengan melihat latar belakang masalah tersebut penulis terdorong untuk melakukan analisis dengan judul “Pembelajaran Tutor Sebaya sebagai Upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar”.

PEMBAHASAN UTAMA

 

Menurut Ridwan Abdullah Sani (2013) pembelajaran tutor sebaya merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik sebab anggota komunitas belajar merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk dirinya sendiri dan orang lain. Sejalan dengan hal tersebut Semiawan dalam Sabaruddin(2009) menyatakan tutor sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai.Ischak dan Warji dalam Meda Ratnasari juga mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.

Menurut Suherman dalam Musyayadah (2012) pembelajaran tutor sebaya merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan / harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide – ide dan sikap dari gurunya yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri.

Sabbaruddin (2009) mengatakan bahwa pembelajaran tutor sebaya ialah pemanfaatan siswa yang mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan kepada siswa yang kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama atau sekelas. Hamalik dalam Ari Retno Satriyanti (2013) tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.

Dengan memperhatikan pengertian tutor sebaya dari diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa pandai yang ditunjuk guru untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa yang kurang pandai. Model tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif atau belajar bersama yang memberdayakan tutor sebaya untuk membantu teman- temannya dalam pembelajaran. Penjelasan tutor sebaya dengan temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Siswa melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.

Peran guru dalam pembelajaran hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa.

Menurut Ridwan Abdullah Sani (2013) tahapan pembelajaran tutor sebaya pada umumnya mengikuti pola sebagai berikut:

a)    Guru mengidentifikasi beberapa peserta didik yang memiliki kemampuan yang lebih baik dari pada temannya dikelas yang sama untuk dijadikan tutor. Jumlah tutor sama dengan jumlah kelompok belajar yang akan dibentuk.

b)   Guru melatih tutor dalam materi yang akan dipelajari oleh kelas dan menjelaskan latihan serta evaluasi yang akan dilakukan

c)    Guru menjelaskan materi pelajaran secara ringkas pada semua peserta didik dan memberikan kesempatan tanya- jawab.

d)   Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan dan tata cara melakukan evaluasi

e)    Tutor sebaya membantu temannya dalam mengerjakan tugas dan memberikan penjelasan tentang materi yang belum dipahami temannya dalam satu kelompok.

f)    Guru mengevaluasi proses pembelajaran. Tutor menilai hasil kerja temannya dalam satu kelompok dan membuat laporan pada guru. Peserta didik membuat penilaian diri dan penilaian tutor sebaya mengikuti format yang disediakan.

Menurut Hamalik dalam Sabaruddin (2009) tahap-tahap persiapan dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya adalah sebagai berikut:

a)    Guru membuat program pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang dalam bentuk penggalan-penggalan sub pokok bahasan. Setiap penggalan satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul penggalan tujuan pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus diselesaikan.

b)   Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk.

c)    Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru.Sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakansemacam pendidikan guru atau siswa itu. Latihan di adakan dengan dua cara yaitu melalui latihan kelompok kecil dimana dalam hal ini yang mendapatkan latihan hanya siswa yang akan menjadi tutor, dan melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas dilatih bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung.

d)   Pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang yang terdiri atas 4-6 orang. Kelompok ini disusun berdasarkan variasi tingkat kecerdasan siswa.

Untuk menjadi seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai prestasi belajar matematikanya lebih tinggi dari siswa lain, dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar.

Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a)    Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari.

b)   Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis.

c)    Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai.

d)   Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

e)    Melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.

 

Beberapa kelebihan pembelajaran tutor sebaya adalah sebagai berikut:

a)    Adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara siswa yang dibantu dengan siswa sebagai tutor yang membantu.

b)   Bagi tutor sendiri, kegiatan ini merupakan kesempatan untuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar.

c)    Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu.

d)   Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.

                                                           

 

SIMPULAN

 

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan, maka dapat dikemukakan simpulan bahwa:

  1. Dengan menggunakan pembelajaran tutor sebaya pada mata pelajaran Matematika, maka hasil belajar siswa dapat meningkat dikarenakan pada proses pembelajaran siswa sudah dapat bekerjasama dengan tutor dengan baik.
  2. Dengan menggunakan pembelajaran tutor sebaya, siswa bisa saling mengajari satu sama lain dengan benar.
  3. Dengan menggunakan pembelajaran tutor sebaya siswa yang ditunjuk sebagai tutor menjadi lebih ingat dalam memori jangka panjang terhadap materi yang telah ia ajarkan kepada temannya.
  1. Peran guru dalam pembelajaran hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Antonius Cahya Prihandoko. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik. Departamen Pendidikan Nasional.

Ari Retno Satriyanti. 2013. Penerapan model pembelajaran tutor sebaya terhadap peningkatan prestasi belajar IPA pokok bahasan Alat Indra bagi siswa kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Desa Jembrak Kecamatan Pebelan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi tidak dipublikasikan. Jurusan Tarbiyah PGMI STAIN. Salatiga

Meda Ratnasari. 2012. Model Pembelajaran Tutor Sebaya. (Online), http://10310237.blogspot.com/ (diakses 11 April 2014)

Musyayadah. 2012. Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Datar di Kelas V a MI Nurul Hidayah Margohayu Karangawen Demak Tahun Ajaran 2011/ 2012. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Tarbiah IAIN Walisongo. Semarang.

Puji Haryanto. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Komunikasi MatematikaSiswa Kelas IV SD Negeri Saptamarga 03 B Semarang Tahun Pelajaran2006/2007 Dalam menyelesaian Soal Cerita Pada Pokok Bahasan OperasiHitung Campuran Melalui Implementasi Pembelajaran Tutor Sebaya danPenggunaan LKS. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS. Semarang.

Ridwan Abdullah Sani. 2013. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Sabaruddin. 2009. Peranan Metode Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Sdn Inpres Karawa Kab. Pinrang Pada Pokok Bahasan KPK dan FPB. Skripsi tidak dipublikasikan. UPP PGSD Pare Pare. Makasar

 

 

 

Tinggalkan komentar